Selasa, 31 Agustus 2010

Menanti Gerimis



Sepasang kaki saling mengatur langkah. Tubuh lunglai dengan kepala tertunduk jalan menyusuri jalan sempit, dimana kiri kanannya dipenuhi tembok berlubang. Sesekali genangan air mengganggu langkah kakinya.

Dengan rambut yang basah karena gerimis ia memegang erat sisi tasnya yang lusuh. Langkah terhenti di depan bangunan kumuh yang tak tersusun rapi. Sedikit mengangkat muka, gadis usia 20an itu menyunggingkan senyum lesunya. Kemudian dia menjatuhkan dirinya di kursi bambu depan rumahnya.

“apa yang kau lakukan, jasmine?”, terdengar suara serak seorang wanita dari dalam.

“jalan jalan maak”, jawabnya lirih.

“gerimis gerimis gini?? Nanti kau sakit nak??”, ucap wanita yang dipanggilnya maak

“sakit bukan musuhku maak dan aku suka gerimis”, sanggahnya

“apa maksudmu?”, Tanya sang emak kembali

“ iya maak…aku tak takut sakit tapi aku takut kalau gerimis tak lagi datang, kalau aku sakit masih ada emak, kalau gerimis tak ada lagi itu tandanya aku akan kehilangan emak”, ucap jasmine dengan lembut.

Terdengar sedikit suara isak sang emak dari dalam.



2 komentar:

  1. makasih gery...kamu jg teruslah bercerita dan kita akan terikat dalam sebuah cerita ehhe

    BalasHapus